RILIS — Dalam upaya menggali dan merawat kembali nilai-nilai spiritualitas serta kebudayaan Islam yang telah mengakar di tanah Jawa, dosen pengampu mata kuliah Islam Budaya Jawa, Azzah Nilawaty, M.A., bersama mahasiswa Program Studi Pemikiran Politik Islam (PPI) dan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), menyelenggarakan Festival Alit Islam Budaya Jawa #1 dengan tema “Rendezvous di Masjid–Masjid Bersejarah di Soloraya”. Kegiatan ini berlangsung pada 2–3 Juni 2025 di Said Food Court lantai 2 dan terbuka gratis untuk masyarakat umum.
Festival ini menjadi ruang kreatif yang menyuguhkan infografis, foto, karya visual, serta esai-esai ilmiah dan reflektif yang mengangkat kisah dan sejarah masjid-masjid tua di kawasan Soloraya. Seluruh karya merupakan hasil eksplorasi dan riset mahasiswa dari kelas PPI 2A, serta IAT 2A, 4A, 4B, dan 4C. Tujuannya adalah menyoroti peran penting masjid, tidak hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai simpul budaya, pendidikan, dan peradaban masyarakat Jawa.
Acara dibuka pada 2 Juni 2025 pukul 13.00–14.30 WIB, diawali dengan sambutan penyelenggara dan pertunjukan gamelan kontemporer oleh unit kegiatan mahasiswa Karawitan. Pada hari kedua, 3 Juni 2025, berbagai kegiatan menarik turut dihadirkan. Rangkaian dimulai dengan kunjungan ke Javanese Corner pada pukul 10.00–11.30 WIB. Para peserta disambut hangat oleh staf perpustakaan, Joko Santoso dan Triningsih, dan diajak menyusuri sudut khas budaya Islam Jawa yang menjadi “mutiara terpendam” di UPT Perpustakaan UIN Raden Mas Said Surakarta.
Javanese Corner sendiri didirikan pada awal tahun 2012 dan diresmikan pada 23 April 2013. Koleksinya mencakup 440 buku, 100 unit manuskrip digital, 15 manuskrip fisik, serta 38 ornamen dolanan Jawa. Menurut Triningsih, pelestarian budaya Jawa sangat penting untuk memperkuat identitas di era modern, terutama ketika generasi muda mulai kehilangan “akarnya”.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan pada pukul 13.00 WIB dengan diskusi budaya yang digelar secara hybrid. Diskusi ini menghadirkan M. Endy Saputro secara virtual sebagai pemantik, yang saat ini sedang menempuh studi di Flinders University, Adelaide, Australia. Dalam diskusi tersebut, dibahas lebih dalam bagaimana masjid-masjid di Jawa menjadi ruang pertemuan yang harmonis antara nilai-nilai spiritual Islam dan budaya lokal.
Sebagai acara penutup, peserta disuguhkan pertunjukan karawitan dan tembang Jawa oleh UKM Karawitan di Gedung SBSN lantai 2, mulai pukul 15.30–17.00 WIB. Peserta juga diberi kesempatan untuk belajar secara langsung memainkan alat musik gamelan, sebagai bagian dari pengalaman budaya yang dihadirkan dalam festival ini.
Festival Alit Islam Budaya Jawa #1 diharapkan menjadi media edukatif sekaligus apresiatif terhadap warisan budaya Islam Nusantara, khususnya dalam konteks masjid-masjid bersejarah di Soloraya. Selain menumbuhkan kesadaran historis dan kultural di kalangan generasi muda, festival ini juga menjadi ruang ekspresi mahasiswa dalam menyampaikan hasil riset dan kreativitas mereka secara visual, naratif, dan musikal. Lebih dari sekadar kegiatan akademik, acara ini merupakan bentuk nyata penghargaan terhadap warisan Islam yang telah berakar kuat dalam kebudayaan masyarakat Jawa.*** (Dini/Fadli).
Dosen dan Mahasiswa PPI Selenggarakan Festival Alit Islam Budaya Jawa #1 di Said Food Court
4 hari yang lalu - UmumImplementasi MoA, Dosen PPI UIN Surakarta Isi Seminar di UIN Sunan Kalijaga
4 hari yang lalu - UmumHadirkan Zainal Arifin Mochtar dan Agus Magelangan, PPI Gelar Seminar Nasional
2 pekan yang lalu - Umum